Minggu, 18 Juli 2010

Menjadi Wirausahawan

Bergerak dari kebutuhan mengubah cara berpikir sebagian besar masyarakat Indonesia yang tertumpu pada peran pokok pemerintah dalam menciptakan peluang kerja, dirasakan kita harus mengenal dan bekerja mentransformasi pemikiran tersebut secara perlahan. Setiap pelajar yang menyelesaikan pendidikan di Indonesia memiliki sebuah paradigma yang secara kebetulan mengakar dan bukan saja menjadi bumerang dan kelemahan pendidikan di Indonesia, para murid dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi dibentuk dengan pemikiran setelah lulus hanya jadi employee atau secara harafiah adalah pegawai. Setiap orang menjadi nyaman dengan keadaan tersebut dan beranggapan menjadi kaya sebagai hal yang tabu.

Sebagai salah satu batu loncatan dalam hidup anda, dalam hal ini saya ingin memperkenalkan konsep bagaimana kita berwirausaha. Kematangan tidak dinilai dari berapa usia anda, sukses sejak muda adalah hal yang mungkin. Kunci untuk mendapat sebuah keberhasilan diperoleh dari kerja keras sedangkan kepandaian dan factor lain hanyalah pendukung. Semakin sering anda mengasah diri menjadi pengusaha , maka semakin besar peluang untuk menjadi pengusaha sukses. Wirausahawan adalah orang yang memiliki seni dan ketrampilan tertentu dalam menciptakan usaha atau bisnis yang baru dengan diperhadapkan dengan resiko dan ketidakpastian dalam memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan. Lewat sebuah pengalaman buruk, seseorang dapat melihat adanya peluang “Gideon hartono pada suatu malam yang disertai hujan lebat , mencari obat di apotek namun setelah mendapat apotek yang masih buka. Harga yang harus ditebus terlalu mahal berkisar 4-5x harga normal, dari kesulitan itulah timbul ide untuk mendirikan apotek K-24 (komplit 24 jam)dimana apotek tersebut akan menjual obat dengan harga normal sepanjang hari, saat ini K-24 berkembang pesat dengan gerai yang menjamur di kota-kota besar di Indonesia.”

Kita dapat berkontribusi secara nyata kepada lingkungan masyarakat kita, ketimbang menunggu uluran tangan pemerintah dalam bertindak. Kontribusi swasta yang diberikan oleh perusahaan besar maupun UKM (usaha kecil dan menengah) sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi Negara. Langkah apa saja yang dapat kita lakukan yaitu, meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan produktivitas nasional, serta meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak.

Menurut beberapa pakar, pembangunan kewirausahaan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka banyak lapangan kerja baru (Schumpeter,1971), melahirkan banyak kreativitas dan inovasi baru dalam melakukan usaha maupun teknologi (Porter,1990), meningkatkan kualitas kompetisi yang berujung pada nilai tambah bagi masyarakat (lumpkin dan Dess,1996), menurunkan biaya dan waktu yang timbul akibat ketidakpastian (McGrath, 1992), dan kesejahteraan yang pada dasarnya adalah sebuah created wealth (Porter,2004). Satu lompatan raksasa ditentukan oleh langkah kecil yang anda ambil hari ini, siapa takut jadi entrepreneur. (ss)

Semoga terbuka wawasan anda..

Di sadur dari sumber :http://www.beritanet.com/

Marketing Ala Nabi Muhammad SAW

Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan atau individu.
Banyak sekali konsep-konsep marketing dibuat seiring denga kemajuan jaman. Semakin tinggi persaingan maka akan semakin sulit untuk melakukan penjualan, semakin sulitnya penjualan maka akan semakin banyak konsep-konsep marketing untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ada kalanya yang “menyerah” dan beralih ke bidang lain, tetapi tidak sedikit pula untuk mencapai tujuan mereka mendobrak etika dalam berbisnis.

Etika adalah sebuah peraturan sosial yang tidak tertulis namun secara tidak langsung langsung disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dalam kontek sosial, sehingga bila etika dilanggar maka hukuman yang timbul juga akan bersifat sosial seperti dijauhi atau diacuhkan dan yang paling berat adalah dimasukkan dalam daftar hitam oleh masyarakat.

Setiap masyarakat mempuyai etika yang berbeda sesuai bidangnya termasuk dalam berbisnis. Pada dasarnya etika dalam berbisnis secara keseluruhan mempunyai 2 poin utama yaitu tidak menipu atau mengelabui dan tidak melanggar nilai-nilai kesopanan dalam masyarakat.
Marketing digunakan untuk mendapatkan uang, sehingga kadangkala etika tidak lagi dipergunakan dalam berbisnis. Saling menjatuhkan, saling menjilat, saling menginjak hingga melakukan kebohongan seakan-akan disahkan dalam suatu strategi marketing.

Kecap tidak ada nomor dua, semuanya no 1. Komunikasi dalam promosi yang membesar-besarkan produk secara berlebihan yang sebenarnay tidak mencerminkan keadaan produk sebenarnya, sehingga menipu konsumen seringkali kita jumpai dalam segala bidang. Pergesaran pola pemasaran dari pola tradisional ke modern semakin mengecilkan etika dalam berbisnis.

Lalu bagaimana untuk menjalankan bisnis? apakah tidak perlu marketing?….tetapi yang perlu diingat pada dasarnya kita akan selalu melakukan marketing dalam setiap apa yang kita lakukan….!!
Apa yang kita butuhkan? yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis adalah ilmu dan konsep marketing yang jujur. Kenapa harus jujur?

Perusahaan tentunya ingin mendapatkan hasil yang maksimal denga berdasarkan kekuatan loyalitas dari konsumennya. Karena pelanggan yang setia akan selalu menggunakan produknya Kesetiaan tercipta dari kepercayaan dan kepercayaan lahir dari hubungan yang baik yang didasari oleh sikap saling percaya. Saling percaya akan terbentuk apabila keduabelah pihak sama-sama jujur.

Kembali kepada marketing yang jujur, sejauh ini di dunia ada satu manusia yang paling jujur dan paling dipercaya (al-amin) yaitu Nabi Muhammad SAW yang kebeteulan beliau bukan hanya seorang nabi tetapi sebelum mendapat gelar kenabiannya beliau adalah seorang pengusaha.

Apa yang telah beliau laksanakan dalam berdagang, sangatlah menarik untuk diperhatikan terlepas dari kapasitasnya sebagai seorang Nabi utusan Allah SWT, tetapi sebagai seorang pedagang.
Marketing Muhammada adalah marketing yang dilakukan oleh Muhammad pada abad ke 7, dimana beliau menempatkan sikap jujur , ikhlas, Profesionalisme, Silahturahmi dan Murah hati sebagai lima rumusan konsep dalam berdagang yang dilakukan oleh beliau
Kejujuran yang diikuti konsep ikhlas akan membentuk seorang marketer atau sebuah perusahaan tidak lagi emmandang materi sebagai tujuan utama. Tetapi lebih terbuka kepada keberhasilan/keuntungan baik secara materi maupun non materi bahkan terhadap suatu kegagalan.

Kedua konsep tersebut dibingkai oleh sikap Profesionalisme sehinga sorang marketer/perusahaan akan memaksimalkan suatu pekerjaan atau dalam menghadapi masalah, tidak mudah menyerah maupun menjadi pengecut bila mendapatkan resiko.

Silahturahmi, adalah konsep keempat yang menjembati antar manusia dengan manusia baik bukan saja antar penjual dan pendagang bahkan dengan kompetitor sekalipun.
Konsep terakhir adalah konsep Murah hati, konsep ini menjadikan contoh dari Muhammad dalam menjual dan membeli sehingga akan menimbulkan respect to people sehingga akan melanggengkan setiap usaha yang akan kita lakukan.
Sudahkan anda menjalankan konsep marketing ala nabi Muhammad SAW hari ini…….?

disadur dari Marketing Muhammad : Strategi Bisnis Nabi Muhammad dalam memenangkan Persaingan Pasar; Thorik Gunara dkk, 2006

Hidup Sederhana sebenarnya adalah Kaya Raya

Dalam Al-Quran... manusia sering diibaratkan sebagai sebuah wadah (An-nafs).... Tentu saja banyak ibroh yg bisa dipetik dari makna An-nafs tersebut.....

Misalkan sebuah wadah kapasitasnya 10 kg.... jika diisi dengan 10 item... maka berat masing-masing item adalah 1 kg...

Bandingkan pula dengan wadah lainnya yang diisi dengan 5 item... maka jelas saja nilai masing-masing item di dalamnya adalah seberat 2 kg.....

Dari perumpamaan di atas... kita disodori suatu hukum tentang kesederhanaan..... semakin banyak dan beragamnya item dalam suatu wadah maka semakin kecil nilai masing-masingnya.... Gambaran tentang kecilnya nilai setiap item itulah yang merupakan makna hakiki dari "kesederhanaan"

Ambilah kasus seorang presiden di negera antah berantah.... beliau berpendapatan 20 juta per bulan.... dari pendapatannnya itu dia beli helikopter... dia beli sedan anti peluru yang mahal... dia beli tenaga ahli yang bisa mengurusi benda-benda mahal itu... zakat.. shodaqoh... infak dan sebagainya....dan sebagainya .... pendek kata taruh saja ada 240 item pembelanjaan yang dilakukan oleh seorang presiden per bulannya... jadi jika dipukul rata maka nilai dari masing pembelanjaannya adalah 20 juta dibagi 240 item = sekitar 83 ribuan... Jika diantara 240 item tersebut salah satunya adalah sisa gaji... maka sisa gajih sang presiden per bulan hanyalah 83 ribuan.... sangat kecil bagi ukuran seorang presiden.... tapi disanalah wujud kesederhanaan seorang presiden... mau tahu kenapa demikian??

simaklah profil pembelanjaan dari si bandar jengkol berikut ini:

Ada seorang bandar jengkol dipasar Caringin Bandung.... laba penjualannya yang dia kelola taruhlah senilai 2 jutaan per bulan.... dia belanjakan labanya itu "hanya" ke dalam 5 item saja... misalnya biaya anak sekolah...biaya bensin bagi pick-upnya... biaya makan sehari-hari...biaya entertainment.... dan biaya tuk jatah preman di lingkungan pasar Caringin.... jika dipukul rata maka nilai masing-masing item pembelanjaannya adalah sebesar 2 juta dibagi 5 = 400 ribuan....

jika dibandingkan dengan seorang presiden yang memimpin negara si bandar jengkol.... maka pembelanjaan si bandar jengkol jelas lebih mewah dari seorang presidennya.... Tuk makan per-bulan saja dia habiskan 400 ribuan... sangat mewah dibanding presidennya yang hanya 83 ribuan....

Itulah sekelumit makna hakiki dari "kesederhanaan" yang dicontokan oleh rasululloh....

Walaupun rasul seorang pengusaha sukses....pedagang yang sukses hingga dengan kesuksesannya beliau mampu berqurban dengan ratusan unta....berzakat demikian hebatnya.... bersedqah demikain inten-nya.... maka kenapa di akhir hayatnya Rasululloh tidak bisa mewariskan harta material yang berlimpah bagi anak cucunya??.....

Jawabannya adalah .... Rasululloh membelanjakan harta yang diperoleh dari kesuksesannya berdagang ... ke dalam beribu-ribu item pembelanjaan untuk kemaslahatan ummat yang dipimpinnya.... termasuk pula untuk pembelanjaan kemaslahatan bagi diperolehnya bekal tuk kehidupan sesudah kematian,,,, sehingga sangat sedikit kemudian nilai masing-masing item pembelanjaannya ... termasuk hanya sekedarnya saja pembelanjaan tuk mewariskan harta material bagi anak cucunya..... Subhanalloh..... Itulah teladan kesederhanaan yang sejati... dimana untuk hidup sederhana sebenarnya harus kaya raya..... semoga bermanfaat

Sumber : http://kabayanist.cybermq.com/